Bicara Musik - Tendangan sound system yang menggetarkan lapangan rumput dan konfigurasi tata lampu mewah akhirnya harus berlalu, meninggalkan jejak indah dalam ingatan.
Super Rawk yang dibuat oleh Lima Production melibatkan ratusan pekerja kreatif. Mulai tim produksi, sound system, show director, sound engineer, lighting designer, multimedia, musisi, keamanan dan lain sebagainya.
Di sana ada pergulatan ide dan gagasan, persaudaraan, ketawa-ketiwi. Banyak keseruan terjadi.
Dengan menampilkan 3 band yang musiknya sangat memacu adrenalin, acara ini menuntun pada sebuah fakta bagaimana pihak-pihak yang terlibat di dalamnya berjibaku dengan waktu.
Mereka harus canggih menggunakan jurus 'sirkus' menghadapi jadwal padat God Bless, /rif mau pun Kotak. Kedua belah pihak berusaha profesional, tak peduli apa pun situasi dan kondisi, seperti contoh kasus berikut ini.
Dalam setiap pemunculan /rif, Ovy diharuskan tampil siluet di tubir panggung sebagai opening. Begitulah tugasnya dari kota pertama hingga terakhir. Tak ada yang menyadari bahwa, di Cirebon, ia melakukannya dalam keadaan menggigil.
Rupanya dia terserang demam yang tinggi. "Sudah beberapa hari ini badan gua meriang," katanya.
[inlineAds]
Sementara itu di panggung Super Rawk Bandung, Kotak baru saja memainkan lagu kedua, "Terbang", ketika tubuh Tantri terlihat oleng ke belakang. Mengira bagian dari atraksi, penonton pun menyambut riuh. Padahal yang sebenarnya terjadi, Tantri mengalami kelelahan luar biasa.
Dia berusaha tetap maksimal, namun sambaran sinar lampu membuatnya kehilangan fokus. "Jadi rada-rada skip gitu gue haha!"
Seringkali usai tampil rombongan /rif dan Kotak langsung berkemas untuk menuju ke kota lain. Mereka ditunggu acara yg berbeda. Kesempatan beristirahat menjadi sesuatu yg mahal.
Bukan hal aneh jika di pagi hari seseorang menuju tempat sarapan dengan muka mengantuk, sambil menyeret sandal hotel yg kiri semua, atau sebaliknya, kanan semua. Pemandangan sepele yg selalu saja mengundang tawa. Ketika diingatkan jawabannya tidak pernah nyambung. "Kurang tidur euy!"
Berkemas setelah manggung juga dilakukan rombongan God Bless usai Super Rawk di Banjar. Pukul. 02.00 bus beringsut memasuki tol Cipularang. Pagi hari di sebuah rest area, mereka berhenti. Peserta rombongan berhamburan untuk memesan kopi atau sekadar mie rebus, kecuali Achmad Albar.
Ia terlihat celingukan memperhatikan keadaan sekeliling sebelum kemudian menyusul bergabung dengan yg lain. Tapi baru saja mau menyulut rokok, serombongan kecil ibu-ibu membawa anak langsung mengerubutinya untuk foto bareng.
Setelah sesi foto dadakan selesai, Iyek buru-buru kembali ke dalam bus. Dari sana dia memandangi teman-temannya yg asik menyeruput kopi. Kebayang kan, wajahnya?
Itu bukan yg pertama. Pada kesempatan lain, di sebuah pusat jajanan, Iyek terburu-buru menuju toilet. Begitu selesai, ia terkaget-kaget. Pintu keluar restroom ternyata sudah "diblokade" para pramusaji yang juga minta foto bareng.
Super Rawk bukan hanya cerita lelah dan tegang, juga suasana hangat penuh kekeluargaan. Di Cianjur, Tantri tampil penuh semangat karena disaksikan sang suami dan orang tua. Di Bandung, Donny Fattah hadir dengan anak, menantu dan cucu.
Berada di pusaran kesibukan Super Rawk banyak beroleh pengalaman asik. Hal paling menarik adalah kesempatan menyaksikan seorang musisi dari dua sisi berbeda. Sebagai public figure sekaligus sebagai humanis.
Mendekati subuh pada hari Minggu (14/5), di saat orang lain terlelap dalam mimpi, semuanya berakhir di coffee shop Hotel Jayakarta, Bandung. /rif menuju Pekanbaru, Kotak ditunggu di Indramayu, dan God Bless menuju Jakarta.
Ketiga rombongan band tersebut melaju ke arah yg berlainan.
Penulis:
Denny Mr
[relatedPosts]
https://www.youtube.com/watch?v=dM0iUywZizQ