Bicaramusik.id

Banner 728 X 90
Lagu Yang Kita Dengar di Masa ABG Akan Jadi Soundtrack Seumur Hidup
  • By : Bicara Musik
  • 2019-05-03

Lagu Yang Kita Dengar di Masa ABG Akan Jadi Soundtrack Seumur Hidup

Bicaramusik.id –  Sebelum memulai artikel ini, saya mau minta kamu untuk cek playlist lagu favoritmu di Spotify. Saya punya dugaan kuat, di playlist itu pasti ada beberapa lagu yang pertama kali kamu dengar saat masih ABG. Lagu itu mungkin adalah  yang sering kamu nyanyikan bareng teman-temanmu di kelas saat jam kosong sekolah,  lagu kuncian band sekolahmu, atau lagu yang liriknya sering kamu tulis ulang di binder. Di playlist Spotify yang saya beri nama ‘Asik’ saja, saya memasukkan Story of a Lonely Guy dari album Take Off Your Pants blink-182, Finishkan di album Soundtrack for Your Life dari Rocket Rockers , dan Matraman dari album debut The Upstairs. Lagu-lagu itu rilis di periode saya masih SMP-SMA (plis jangan tebak berapa umur saya sekarang ini. Hehehe) Yang ingin saya katakan adalah, lagu-lagu favorit kita di masa ABG itu akan nempel terus-terusan sampai lama. Lagu-lagu masa tersebut seperti punya pengaruh kuat terhadap kepribadian dan identitas kita. Mengapa begitu? Ternyata, para pakar psikologi dan pakar saraf juga sudah mempertanyakannya sejak lama. Mereka melakukan riset dan sampai pada kesimpulan bahwa  otak kita mengikat musik-musik yang kita dengar saat ABG, lebih lekat dibanding musik-musik yang kita dengar saat dewasa. Nggak ngaruh seberapa berkembangnya selera musik kita sekarang ini, otak kita akan sangat mudah untuk memutar musik masa remaja. Gejala ini biasa disebut nostalgia musikal. Oke sekarang kita masuk ke pelajaran biologi sebentar untuk mengetahui cara kerja otak ketika memproses sebuah lagu. Jadi, ketika kita mendengar sebuah lagu, otak kita akan bereaksi. Awalnya, kita akan mencerna musiknya lalu memutuskan apakah kita akan berjoged, headbang, atau sekedar menggoyang-goyangkan jari saja. Lalu, kita akan memperhatikan liriknya. Kita akan mengait-kaitkan lirik tersebut dengan pengalaman dan kepribadian kita. Setelahnya, emosi kita akan bekerja. Penelitian menunjukkan, mendengarkan lagu favorit itu bisa memicu keluarnya enzim dopamin, serotonin, oksitosin, dan senyawa lainnya yang membuat kita merasa senang. Kalau kita suka banget sebuah lagu, otak kita bahkan bisa banjir oleh enzim-enzim periang tadi, persis seperti otak  seseorang saat mengonsumsi kokain. Nah, pada remaja, percikan dari musik itu seperti pertunjukan kembang api. Pada periode usia 12 hingga 22 tahun, pertumbuhan syaraf kita lagi gencar banget. Jadi, di masa remaja, ketika kita ngerasa nyambung banget sama sebuah lagu, memori kita akan mengingatnya dalam-dalam. Hormon pubertas akan ngasih tau ke otak bahwa segala yang kita suka pada masa itu, termasuk lagu, adalah hal yang sangat penting. Selain itu, faktor sosial dan psikologi juga punya peran penting. Daniel Levitin, penulis buku This Is Your Brain on Music: The Science of Human Obsession, bilang kalau musik masa remaja itu dipengaruhi faktor sosial juga. “Di masa remaja kita pertama kali mengeksplor musik, dan seringnya, lewat teman kita. Kita mendengar musik yang teman-teman kita dengar. Itu seperti sebuah lencana, sebuah cara untuk menjadi bagian kelompok. Musik membentuk identitas,” katanya. Sementara Petr Janata, psikolog dari University of California, menyebutkan bahwa setiap orang itu punya life script (naskah kehidupan): cerita tentang bagaimana hidup kita berjalan. Nah, kalau kita bernostalgia, memori yang mendominasi adalah cerita di masa kita ABG. Lagi pula, masa-masa puber adalah waktu kita membentuk jati diri. Karena itu segala hal kita sukai di masa itu, akan membentuk jati diri kita. A ha, saya sekarang jadi teringat masa-masa SMP. Saat itu, saya baru mulai suka musik. Temen-temen saya di sekolah sering membahas Limb Bizkit, Linkin Park, dan Green Day. Album Take off Your Pants and Jacket blink-182 jadi kaset pertama yang saya beli pake uang sendiri. Saya beli di Disc Tarra Bintaro Plaza sepulang sekolah. Album itu bikin Saya selalu pengen cepet-cepet pulang untuk mendengarkannya berulang-ulang. Lagu-lagu punk renyah dengan lirik setengah galau setelah nakal itu begitu relevan dengan saya saat itu, dan mungkin sampai sekarang. Bagaimana denganmu? Apa kamu memiliki lagu yang jadi soundtrack hidupmu?   Penulis : Rizki Ramadan Editor : Antie Mauliawati
Banner 300x600

RELATED BERITA

RELATED BERITA