Bicaramusik.id

Banner 728 X 90
Ulasan Surya Gemilang dar Mr. Sonjaya
  • By : Bicara Musik
  • 2020-04-21

Ulasan Surya Gemilang dar Mr. Sonjaya

Bicaramusik.id - Usia ke-12 tahun tidak menghentikan unit pop folk asal Kota Kembang ini untuk berkarya. Mr. Sonjaya telah melepas album penuh kedua mereka, Surya Gemilang, 10 April lalu. Album tersebut berjarak lima tahun dari Laras Sahaja yang dirilis 2015 silam. Dalam Surya Gemilang, Mr. Sonjaya masih terdengar seperti Mr. Sonjaya. Bukan berarti musik mereka tidak berkembang. Nuansa musik mereka masih sama namun tidak membosankan, masih memainkan folk yang tidak sekadar kopi senja. Ada nuansa world music yang bisa mewakili daerah sekitar sini dalam Surya Gemilang. Mungkin kalau Putumayo membuat kompilasi Indonesia atau Asia Tenggara, beberapa lagu dalam album ini (atau karya Mr. Sonjaya keseluruhan) akan masuk. https://open.spotify.com/album/3iEXe1mdLQ1TgtmGnUk311?si=TEI48mv0QTaHs9keusZJow Album tersebut dibuka oleh “Sedang dalam Suasana Cerah”. Lagu tersebut telah dirilis sebagai single tahun lalu. Lagu ini terasa lebih pop dari karya-karya mereka sebelumnya. Mungkin, karena isian gitar elektrik ditambah lebih dominan dibanding sebelumnya. Selain itu, di verse kedua dan selanjutnya, mereka menggunakan set drum penuh, set yang nampaknya juga jarang digunakan sebellumnya. Entah untuk iseng menambah suasana senang lagu ini atau ada tujuan lain, ada potongan vokal “Mamãe Eu Quero” yang sering dikutip tayangan komedi seperti Warkop DKI atau Tom & Jerry. Dalam trek selanjutnya, Mr. Sonjaya membawa nuansa kampung halaman dan lebaran. Bukan dari lirik yang dibawakan tapi dari isian gitar dan akordeonnya. Ada suasana Melayu bertambah keroncong dalam “Al Fatih”. Melihat judul dan potongan liriknya, lagu ini nampaknya menceritakan tentang semacam penaklukan yang entah terhadap apa. Mr. Sonjaya memang terdengar lebih modern dalam album ini. Suasana gitar elektrik dan set drum penuh tidak hanya terdengar dalam “Al Fatih”. Beberapa lagu seperti “Komos Gastros Nomos”, “Gita”, dan “Terlanjur ke Jakarta” juga punya isian-isian semacam itu. “Kosmos Grastos Nomos” malahan dibuka dengan genjrengan gitar elektrik dengan chorus-chorus khas indie pop, walaupun dilanjut perkusi yang lebih tradisional setelahnya. Mereka juga menambahkan isian synth tipis dalam beberapa bagian lagu. Musik mereka dalam album ini sedikit mengingatkan pada Sore. Biarpun begitu, Mr. Sonjaya tak kehilangan jati dirinya. Salah satu faktornya mungkin karakter vokal Dimas Dinar Wijaksana yang memang kuat dari sananya. “Tenggang Pesona” mungkin bisa dibilang versi minor “Al Fatih”. Nuansa Melayu di verse sungguh kuat. Mungkin ini yang terjadi kalau Iyet Bustami bernyanyi diiringi Float. Solo gitar dalam lagu ini terdengar seperti lagu-lagu pop Malaysia “80-an. Distorsi bercampur phaser cukup kental walaupun tak ada bending-bending keterlaluan di sana. Selain “Sedang dalam Suasana Cerah” ada beberapa trek lain yang telah dirilis sebelum Surya Gemilang. “Gita” dan “Cukuplah” telah dicicil dirilis sejak 2017. Ketiganya mungkin trek yang terdengar paling pop dalam album ini. Mr. Sonjaya nampaknya hendak merilis album ini tahun lalu. Dalam sebuah wawancara bersama Siasat Partikelir,Dimas dan kawan-kawan telah mengumumkan jumlah trek dalam album akan berjumlah sepuluh, sama dengan yang ada di album sekarang (jika “Cukuplah” hanya ada satu versi). Mereka juga mengatakan bahwa albumnya direncanakan rilis setelah pilpres, sekitar pertengahan tahun lalu. Namun, Surya Tenggelam akhirnya rilis bulan ini. Mr. Sonjaya dikenal dengan liriknya yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. “Gita” mungkin salah satu contoh yang paling harfiah dalam album ini. Lagu tersebut menceritakan tentang Gita yang saban hari ke Jakarta dan harapan agar tetap “bernyali”. Trek judul, “Surya Gemilang” terdengar cukup menyenangkan. Mr. Sonjaya menyelipkan sedikit salsa di tengah lagu. Entah ada apa di antara Mr. Sonjaya dan “pujangga”. “Sarita dan Kartika” punya progresi yang unik. Bagian vokal saat memasuki bagian “kau jawab dengan senyum” di verse pertama (dan di ulang di verse-verse selanjutnya dengan lirik berbeda) cukup menipu telinga dan pendengar mungkin akan sedikit bertanya-tanya, “Apa benar harusnya ke sana?” Mungkin ada progresi serupa dalam beberapa lagu seperti “Sedang dalam Suasana Cerah” , namun dalam lagu ini harus diakui Mr. Sonjaya cukup nakal. Sebelumnya telah dibahas bahwa trek-trek single dalam lagu ini terdengar cukup pop. “Terlanjur ke Jakarta” termasuk salah satunya, mungkin yang paling modern. Iringan gitar elektrik sangat dominan menutup gitar akustik seperti lagu-lagu Mr. Sonjaya lainnya. Set drum penuh pun nampaknya digunakan sepanjang lagu. Lagu ini terdengar sedikit Naif. Balada selanjutnya juga tak kalah modern dibanding tiga lagu single. “Jika Tetap Tepat Berlabuh” adalah yang terpelan selain “Cukuplah”. Jeda-jeda di chorus ditambah bebunyian string dan suling membuat balada satu ini terdengar megah. Ada dua versi “Cukuplah” dalam Surya Gemilang. Yang satu sudah dirilis sebagai nomor tunggal pada 2018 silam. Yang satunya dijadikan penutup album dengan bantuan vokal Otong Koil. “Cukuplah” menjadi yang paling pelan dalam album ini. Iringannya didominasi oleh string bernada rendah dan piano. Tak ada perbedaan signifikan dari sisi aransemen kedua versi. Namun, vokal ber-layer dan vibrasi vokal khas Otong cukup memberi nuansa baru. Secara keseluruhan, Surya Gemilang sangat menghibur dan sangat bisa dinikmati. Mr. Sonjaya mengatakan dalam keterangan persnya, “Harapan adalah satu-satunya harta dari hati manusia, dengan itu kita masih layak untuk optimis menatap masa depan.” Bahkan tanpa memerhatikan liriknya, mendengarkan album ini cukup memberi nuansa itu di tengah-tengah masa sulit seperti sekarang. Penulis: Abyan Nabilio
Banner 300x600

RELATED BERITA

RELATED BERITA