Bicaramusik.id – Sejak diciptakan 74 tahun yang lalu, Fender menjelma sebagai brand instrumen yang sangat diperhitungkan. Baik gitar listrik, bass, dan amplifier, Fender telah menjadi andalan banyak musisi. Kontribusi perusahaan ciptaan Leo Fender ini pada era tahun 50-an dan 60-an tak hanya seputar perkembangan instrumen musik saja, tapi juga menjadi pusat dari era emas desain gitar di Amerika Serikat.
Sampai saat ini, merek Fender menjadi
brand instrumen musik legendaris yang sangat dihormati siapa pun yang mencintai musik dan instrumen-instrumen di dalamnya. Berikut ini adalah lima fakta unik seputar Fender yang mungkin belum banyak orang tahu.
Cekidot!
- Sang pencipta, nggak bisa bermain gitar
Mungkin kamu pernah dengar analogi, jika ingin menjadi dokter spesialis jantung, ia tidak harus mengalami serangan jantung terlebih dahulu. Nah, Leo Fender mengalami analogi yang kurang lebih sama.
Pada tahun 1945, bekerja sama dengan musisi gitar lap steel, Clayton Orr Kauffman, Leo mendirikan K&F Manufacturing Corporation. Mereka membuat gitar jenis
lap steel yang sudah dilengkapi dengan spul elektrik buatan Leo. Ketertarikannya terhadap radio dan
amplifier-lah yang menempanya menjadi seorang pembuat gitar elektrik.
Berbekal relasinya dengan banyak musisi, Fender Telecaster dan Stratocaster lekas menjadi gitar idaman banyak gitaris dari berbagai belahan dunia. Namanya diabadikan di Rock and Roll Hall of Fame sebagai pembuat gitar Fender. Sampai akhir hidupnya, Leo tak pernah mampu memainkan instrumen ciptaannya sendiri. Wow, kebayang nggak sih gimana bisa begitu?
- Bukan Leo yang memberi nama
Nama ‘stratocaster’ pertama-tama bukan diberikan oleh Leo Fender. Saat tahun 1952, Leo Fender telah mengembangkan gitar listrik Telecaster dan gitar bass Precision (yang terinspirasi dari band mariachi yang pernah ditontonnya). Gitar solid berikutnya yang dibuat adalah Fender Stratocaster pada tahun 1953.
Don Randall, ahli pemasaran Fender, adalah orang yang memberikan nama Stratocaster. Sebelumnya Randall adalah seorang pilot dan penggemar dunia penerbangan. Nama Stratocaster sendiri dipercaya Randall adalah bentuk penghargaannya terhadap teknologi pesawat terbang. Nama yang simpel dan enak didengar bukan?
- Stratocaster dibuat di tiga negara
Di pasaran terdapat tiga jenis Fender Stratocaster berdasarkan pabrik pembuatannya. Antara lain made in America (MIA), made in Mexico (MIM) dan made in Japan (MIJ). Ketiganya mempunyai beberapa perbedaan, walaupun desain dan serinya sama. Perbedaan yang paling jelas tentu di harganya. Fender MIA mempunyai harga yang paling mahal di antara ketiganya.
Adanya Fender MIJ dan MIM semata-mata disebabkan karena Fender harus bersaing ketat dengan pabrikan gitar lainnya untuk merebut pasar gitar dunia yang sudah sangat sempit. Fender memerlukan
line series yang diproduksi di negara lain untuk menekan biaya produksi, terutama di ongkos tenaga kerja dan material.
Namun soal ‘lebih enak mana’ jika dibandingkan, tentunya relatif. Karena kenyamanan dari segi pemakaian juga ditentukan dari jari gitaris dan selera.
- Stratocaster seri pertama dipakai musisi Pink Floyd
David Gilmour dari Pink Floyd menjadi gitaris yang beruntung memiliki gitar Fender Stratocaster dengan nomor seri 0001. Namun gitar tersebut bukanlah Strat pertama yang dibuat oleh Fender. Gitar Fender Stratocaster pertama diberi nomor "0100" dan diproduksi pertama kali pada April 1954, menurut ahli gitar klasik George Gruhn.
Sebelumnya memang ada beberapa purwarupa gitar Stratocaster, tapi inilah model pertama dengan nomor seri.
- Banyak dipalsukan
Apa risiko dari produk terkenal? Barangnya bakal dibajak! Layak sneakers, tas, atau aksesoris lainnya, alat musik juga rentan terhadap pemalsuan. Namanya juga produk terkenal. Maka dari itu, saat hendak membeli gitar Fender, pastikan kamu membeli dari toko yang terpercaya.
Kalau mau beli seken alias tangan kedua, kamu disarankan untuk mengajak teman yang paham soal gitar. Kalau bisa yang ‘Fender Mindset’ pula. Supaya kamu tidak terjebak harga murah tapi ternyata abal-abal. Bukannya menghasilkan suara yang halus dan merdu, malah suara sumbang yang akan terdengar.
Penulis : Rizki Ramadan
Editor : Antie Mauliawati