Apa yang ada di benak Anda saat mendengar istilah idol group? Mungkin, tidak akan jauh dari kumpulan gadis kawaii berseragam membawakan lagu pop sambil menari-nari dengan koreografi lincah. Beberapa unsur tersebut juga diangkat oleh alt idol group, versi alternatif dari idol group. Dewasa ini, idol group yang menguasai dunia kebanyakan berasal dari Korea Selatan. Namun, Jepang sebenarnya punya banyak sumber daya semacam ini pula, sebut saja AKB48, grup asal Akihabara yang sudah berhasil buka franchise hingga skala global dan beberapa rekan satu kancah macam Morning Musume atau SUPER☆GiRLS. Idol group macam ini mengisi kancah arus utama Jepang. Akan tetapi, seperti kebanyakan gerakan arus utama, selalu ada budaya tandingan di sampingnya. Alt idol group atau juga biasa disebut chika idol bisa dibilang salah satu contoh budaya tandingan tersebut. Mereka merupakan hasil dekonstruksi dari budaya idol group sendiri, sebagaimana postpunk untuk punk dan postrock untuk rok. Mereka masih menggunakan beberapa unsur, masih grup berisikan gadis-gadis muda, namun memelintir beberapa unsur lain, seperti jenis musik atau definisi kawaii para personelnya. Babymetal dan Brand-new Idol Society (BiS) mungkin bisa dijadikan contoh yang membuat gerakan ini terdengar hingga mendunia. Akan tetapi, bukan hanya mereka yang ada di kancah tersebut. Tim Bicara Musik telah memilihkan beberapa alt idol group layak dengar yang menarik untuk diulik. Jangan harap memukan nama Scandal dalam daftar ini karena mereka lebih mengarah ke band dibanding idol group. ・・・・・・・・・ (Dots/Dots Tokyo) Alt idol group satu ini berasal dari Tokyo. Mereka tampak seperti idol group biasa, tapi kalau diperhatikan lebih jauh, musik yang mereka mainkan terasa berbeda. ・・・・・・・・・ atau Dots atau Dots Tokyo (pakai alias manapun akan lumayan sulit mencari jejak digital mereka karena nama yang aneh ini) membawakan musik bernuansa shoegaze bercampur noise. Mereka terbentuk pada 2016 namun terpaksa berakhir tiga tahun setelahnya. Jika Anda menyukai Slowdive atau My Bloody Valentine, namun juga mencari waifu 3D, coba saja cari grup idola ini. Atarashii Gakko! Kalau definisi kawaii schoolgirl Anda Usagi dkk dari serial Sailor Moon, Atarashii Gakko! tidak akan cocok untuk Anda. Akan tetapi, kalau Anda lebih memilih Popuko dan Pipimi dari Pop Team Epic sebagai waifu, kuartet ini mungkin bisa diperhitungkan. Salah satu roster 88rising (bersama Rich Brian, Niki, Joji) ini merupakan kumpulan gadis dengan kelakuan aneh. Ekspresi sang pemimpin, Suzuka, begitu tak tertebak. Di samping itu, Suzuka, Kanon, Rin, dan Mizyu juga sering membuat formasi-formasi aneh-aneh kikuk saat melakukan koreografi. Selain pengambilan sikap dalam koreografi yang aneh, musik yang mereka mainkan juga tidak biasa dibawakan idol group biasa. Mereka terdengar lumayan eksploratif tanpa terlalu mematok suatu genre. Dalam kolaborasi mereka bersama H Zettrio di bawah misalnya, Atarashii Gakko! memainkan musik jaz dengan progresi akord yang terdengar begitu Jepang. Anal Sex Penis Nama yang cukup frontal bukan? Chika idol asal Tokyo ini memang seurakan namanya, khususnya di lagu terbaru mereka yang dirilis September lalu, "the MAN CALLiNG". Karya-karya mereka sebelumnya sebenarnya terdengar seperti rok-rok Jepang kebanyakan, namun di nomor terakhir ini mereka benar-benar mengeluarkan aura punk khas Sid Vicous plus Johnny Rotten dengan tempo cepat ditambah distorsi gitar dan kelakuan berantakan di klip videonya. Kalau dikembangkan, musik mereka bisa dibawa lebih ekstrem lagi ke arah Otoboke Beaver, yang juga gagal masuk dalam daftar ini karena susunan mereka lebih mengarah pada band. Pass Code Kalau Anda suka dengan bermain Cytus di ponsel pintar, Anda bisa jadi menyukai Pass Code. Grup idola ini menggabungkan musik elektronik bertempo cepat khas trance hingga scream khas metal, menggabungkannya menjadi kawaii metal. Tempo cepat berbalut elektronis mereka ditambah vokal ber-auto tune khas gadis-gadis virtual macam Miku memang akan cocok dimasukkan menjadi salah satu lagu yang dapat dimainkan di gim-gim ritmis. Selain itu, salah satu lagu mereka, "All or Nothing (Japanese Ichi ka Bachi ka)" dijadikan lagu pembuka untuk serial televisi Kakegurui versi live action pada 2018. Sora tob sakana Grup yang terbentuk sejak 2014 ini menyeret lagi nuansa Cytus ke arah yang lebih jauh. Sora tob sakana tidak punya tukang scream, namun musik yang dimainkan band pengiring mereka lumayan menjelimet. Mereka sering kali memainkan tempo-tempo ganjil khas mathrock dalam lagunya. Orang akan mengira bahwa yang rumit hanyalah band pengiring namun, bagian vokal para personel juga mengikuti tempo memusingkan itu. Musik mereka cukup berelasi dengan band instrumental asal Amerika Serikat, Chon, atau trio mathrock sekampung halaman, Tricot. Sayangnya grup chika idol ini harus berpisah pada 2020 setelah merilis album ketiga sekaligus terakhir mereka, Deep blue.