Bicaramusik.id

Sore
  • By : admin
  • 2018-12-17

Sore

SORE berasal dari persahabatan tiga personelnya, yaitu Awan Gmaida, Ade Firza, dan Ramondo Gascaro. Mereka awalnya adalah sekumpulan anak muda yang sekolah di Perguruan Cikin [PerCik] Jakarta. Entah sudah sepakat atau tidak, mereka bertiga juga melanjutkan sekolah di Los Angeles bersamaan. Sampai akhirnya tahun 1991, Awan Garnida kembali ke Indonesia. Saat itulah, Awan bertemu dengan Gustri Pramudya dan mengajak bergabung dalam satu proyek musik. Pertengahan 1996, dua sahabat Ade Firza dan Ramondo Gascaro kembali ke Indonesia. Keduanya lalu bergaung dengan Awan Garnida dan Gusti Pramudya untuk membentuk suatu proyek musik bersama yang dinamakan BAHAGIA. Sayang, proyek tersebut tidak berjalan semestinya lantaran Ade Firza harus kembali Amerika merampungkan studinya. Tapi justru disaat Ade Firza pergi itulah konsep SORE muncul. Gara-garanya Ade meninggalkan satu konsep lagu berjudul "Awan Lembayung". Lagu inilah yang kelak mendasari lahirnya SORE. Sampai akhirnya, semua personelnya menyelesaikan studinya dan kembali ke Indonesia. Ade pun balik dan bergabung lagi dengan teman-temannya. Malah ada nama baru Reza Dwiputratno di posisi gitaris. Akhirnya, SORE lahir dan membaur dalam bentuk pop dengan sentuhan absurd-electric. Kiprah SORE agak unik. Mereka membebaskan kepada masing-masing personil untuk bekembang dengan karater sendiri yang bertanggung jawab. Keunikan ini bisa disimak dalam album Centralismo. Dalam album ini, semua personilnya kebagian jatah menyanyi. Tentu saja mereka punya karakter yang berbeda-beda, tapi itulah yang membuat band ini unik. Misalnya single pertama yang berjudul "Lihat." Ketiga penciptaanya Ade Firza, Ramondo Gascaro, dan Gusti Pramudya bersatu dan menjadikan lagu ini seperti rock retro. Single kedua mereka yang berjudul Somos Libres, makin mengukuhkan band SORE sebagai band bersama. Yang menarik, majalah TIME Asia edisi September 2005 merekomendasikan album Centralismo ini sebagai “5 Asian Albums Worth Buying”. SORE bersanding dengan Anosha Shankar (album Rise), Tamio Okuda (album Comp), Midival Punditz (album Midival Times), dan Eason Chan (album U87). Sebelum merilis Centralismo versi full album, SORE sempat merilsi mini album berjudul AMBANG (2003) dan tiga single berjudul "Etalase" (2002), "Cermin" (2004), dan "Funk The Hole" (2005). Album kedua muncul pada tahun 2008, Ports of Lima yang berisi beberapa lagu antara lain “Merintih Perih”, “Setengah Lima”, “Apatis Ria”, “Senyum Dari Selatan” dan masih banyak lagi. Album kedua diganjar dengan penghargaan Album Terbaik pada Tahun 2008 oleh majalah Rolling Stone Indonesia. Lalu pada Tahun 2010, mereka merilis sebuah EP album, Sombreros Kiddos yang berisi 6 lagu. Beberapa lagu merupakan remix lagu-lagu dari album sebelumnya. Selanjutnya mereka merilis album lagi pada tahun 2013 dengan nama “Sorealist”. Selain beberapa lagu baru seperti “Bantal Keras” dan “Musim Ujan”lagu-lagu dari album sebelumnya banyak menghiasi list lagu dalam album terbarunya ini. Yang terbaru adalah pada tahun 2015, Los Skut Leboys menjadi album studio kelima SORE. Total ada 14 lagu di dalam album ini seperti "Sunday Dinner Forgotten", "Gesneriana", "Para Plesirs Semu", dan lainnya.   Diskografi

Los Skut Leboys (2015)


Biodata

Nama Grup                             : SORE Nama Anggota Grup             : Ade Firza Paloh (gitar, vokal), Awan Garnida (bass, vokal), Reza Dwi Putranto (gitar, vokal), Bemby Gusti Pramudya (drum, perkusi, vokal) Berasal dari                             : Jakarta Genre Musik                           : Indonesiana Rock Revival / Collage Rock / Chamber Pop / Movie Soundtrack / Jazz / Pyschedelic Tahun Aktif                             : 2004- Sekarang Perusahaan Rekaman           : Aksara Record (2018- ) Website                                    : -


Source : wikipedia.org http://waroengindie.blogspot.com   Simak profil artis lainnya pada situs Bicara Musik!

Banner 728 X 90