Pulau Dewata tidak pernah berhenti melahirkan musisi-musisi hebat dan bernas sekaligus konsisten dalam menjalankan pesan-pesan yang terkandung di dalam lagu mereka. Selain Superman Is Dead, ada Navicula yang menjadi wajah dari kreativitas musik Bali.
Berdiri pada tahun 1996, formasi original yang terdiri dari Robi (vokal/gitar), Dankie (gitar), Made (bas), dan Gembull (drum) terus bersama mengarungi kerasnya industri musik Indonesia, sesuai dengan nama Navicula yang diambil dari jenis ganggang emas bersel satu yang berbentuk seperti kapal kecil. Navicula memutuskan untuk memilih genre
grunge sebagai aliran musik yang menjadi pelabuhan band ini. Wajar saja karena pada era Navicula lahir,
grunge sedang merajarela dengan pergerakan “Seattle Sounds” yang mendunia berkat Nirvana.
Nama grup musik ini terinspirasi dari ganggang emas bersel satu bernama “
navicula”. Mereka menganggap ganggang tersebut mirip dengan kapal kecil. Uniknya, dalam bahasa Latin, kapal kecil itu disebut dengan “
navicula.”
Kasarnya gitar Dankie dan vokal Robi yang khas membuat Navicula memiliki ciri khasnya sendiri yang sulit disamakan dengan band-band lainnya yang mencoba mendompleng gaya bermusik Navicula. Bertahun-tahun bermain di ranah indie, grup ini akhirnya mendapatkan kesempatan membawa musik mereka ke industri musik
mainstream Indonesia berkat label Sony BMG Indonesia pada tahun 2004. Dan di sanalah mereka mulai meledak ke permukaan.
Dalam jangka waktu sepuluh tahun sejak mereka berdiri, tiga album sudah dirilis, salah satunya bersama Sony BMG. Catatan ini membuktikan produktivitas mereka yang terus berkembang tanpa batas. Namun, ketika
Aku Bukan Mesin dirilis pada tahun 2007 yang masuk ke album
Beautiful Rebel, Navicula semakin terkenal lagi.
Pada 2009, Navicula merilis album keenam yang berjudul
Salto. Lalu, pada tahun 2012, mereka mengadakan tur yang bertujuan menyuarakan deforestasi yang mengancam satwa angka di Sumetara dan Kalimantan. Di tahun yang sama, video musik "Metropolutant" memenangkan penghargaan
RODE Rocukementary, mengalahkan finalis dari seluruh dunia.
Dimulai dari situ, mereka makin merajalela di berbagai negara. Navicula pernah tur di Amerika Serikat, Kanada, hingga Australia. Selama perjalanannya itu, Navicula juga merilis beberapa album seperti
Love Bomb dan
Tatap Muka Live Acoustic.
Seperti khas band Bali lainnya, selalu ada pesan politik dan lingkungan yang mereka bawa di dalam lagu-lagu mereka, seperti
Mafia Medis yang membahas kasus Prita Mulyasari pada tahun 2009 dan
Metropolutan yang membahas masalah polusi di kota-kota besar beserta industri yang turut andil menyebabkan pencemaran lingkungan.
Sayangnya, kabar duka melanda Navicula pada tahun 2018 kemarin. Made, sang
bassist, harus berpulang terlebih dahulu akibat kecelakaan mobil yang fatal di Bali. Walau sudah kehilangan salah satu personel original yang sangat penting di dalam karier mereka, semangat perjuangan musik tetap dikobarkannya untuk memberikan persembahan terbaik untuk musik Indonesia.
Tak hanya dalam lagunya, Navicula juga terlibat aksi secara langsung. Mereka berkontribusi dalam gerakan "Bali Tolak Reklamasi" bersama musisi-musisi asal Bali lainnya seperti SID, Nostress, dan The Bullhead. Navicula juga turut serta dalam gerakan Koalisi Nasional Tolak RUU Permusikan. Bentuk protes ini dijalani dengan dirilisnya lagu berjudul "Dagelan Penipu Rakyat".
Karena menjadi musisi yang aktif di bidang sosial dan lingkungan, Navicula mendapat julukan “The Green Grunge Gentlemen”. Mereka mengakui isu lingkungan hidup merupakan masalah yang vital, sehingga musik menjadi media untuk menyebarkan pesan positif.
Biodata
Nama Grup : Navicula
Nama Personel : Robi, Dankie, Krishna, Palel
Asal : Bali
Genre Musik : Grunge, Alternatif, Rock
Tahun Aktif : 1996 – Sekarang
Perusahaan Rekaman : Ddhear
Website :
http://www.naviculamusic.com/
Sources
Website Band
Simak
profil artis lainnya pada situs Bicara Musik!