Bicaramusik.id - Sebelum menjadi favorit di Ibiza dan sering tampil di tiap pesta Elrow dan Circoloco, William Djoko yang bermarkas di Amsterdam itu pernah menjadi penari balet.
Dilatih secara klasik, modern, hip hop dan yang paling mengasyikkan, setelah belajar salsa dengan ibunya pada usia 15 tahun, hasrat Djoko selalu ingin tampil dan mengajak orang untuk berkumpul bersama.
Tapi setelah kecelakaan mobil yang mengakibatkan lututnya tersumbat, karirnya di dunia tarian berakhir dengan tiba-tiba dan tak terduga.
William Djoko tidak punya pilihan untuk mengubah jalur.
"Saya tidak pernah memikirkan musik, sungguh!" ungkap Djoko.
[inlineAds]
"Sampai teman-teman membawa saya ke sebuah pesta techno yang sangat intim. Mereka memberi saya mikrofon dan tiba-tiba saya menjadi MC dan sangat tertarik untuk melakukan mixing," tambah Djoko.
Kehadirannya di sebuah klab ikonik di Rotterdam, Now & Wow merupakan awal langkah karir masa depan William Djoko.
"Mereka memiliki penari dan pemain akrobat di gudang tua tersebut dan bagaimana dekorasinya selalu berubah setiap minggunya," kenang Djoko.
William Djoko banyak dipengaruhi oleh koleksi musik Afrika Kamerun dari ayahnya dan kecintaan ibunya terhadap disko.
Bagi Djoko, reaksi orang banyak itulah yang paling penting saat dia berada di atas panggung.
"Saya ingin menghubungkan banyak orang, dengan memancarkan banyak energi yang dapat mereka alami dan bagikan bersama, agar mereka tidak menghindar dari emosi mereka," tutup Djoko.
[relatedPosts]
https://www.youtube.com/watch?v=uz1gYy_nSRk
https://www.youtube.com/watch?v=DtBxQsi8EFY