Biacaramusik.Id - Band rok pulang kantor, Perunggu, melepas album debut utuh bertajuk Memorandum, pada Jumat (11/3) di seluruh platform musik digital. Perunggu beranggotakan tiga punggawa, Maul Ibrahim, Ildo Hasman, dan Adam Adenan yang meracik Memorandum semakin ranum dan tak pantas didiamkan. Bagaimana tidak, mendengarkan satu set Memorandum akan mengakibatkan tubuh jejingkrakan, bisa jadi keasyikan, bisa jadi diamuk tetangga jika diputar waktu fajar selepas subuh, dengan volume di atas 100 desibel.
Memorandum berisi sepuluh lagu lebih satu, dengan garis genre yang sama di setiap track. Di lagu pertama akan dibuka dengan lagu "Tarung Bebas" yang bercerita tentang baku hantam secara bulat, masuk di lagu kedua ada "Canggih!" yang langsung dinyanyikan dengan lirik dalam durasi 2 detik awal. "Pastikan Riuh Akhiri Malammu" adalah hit unggulan di album ini, bercerita mendalam mengenai seorang bapak yang bersuka cita akan kelahiran seorang anaknya. Di lagu ini, seakan sisi lain dari Perunggu yang lebih membawa kalbu dan rasa akan cinta laki-laki kepada darah dagingnya. Terdapat "Membelah Belantar" di posisi keempat yang keras mengkritik sistem politik domestik, dan "Haru Paling Biru" menjadi lagu kelima yang menggambarkan kesedihan mendalam.
Memang tak heran jika lima lagu di awal album sudah berisi irisan curhatan dari masing-masing personel, dan hingga di track terakhir irisan itu masih terasa kejujurannya. Terlihat di lagu keenam yang berujudul "Ini Abadi" yang mengasihani hubungan jarak jauh, dibuka dengan piano mengalun sendu sejauh hubungan latar di lagu ini. Di lagu "Biang Lara" yang telah dimainkan lebih dari 33 ribu kali di Spotify ini, menceritakan semangat kerja bagi karyawan-karyawan kantoran yang memang pantas membangun mood, atau menjadi pelampiasan terhadap pekerjaan yang selalu menumpuk.
Tembang "Kalibata, 2012" adalah simfoni kematian yang diperdengarkan Perunggu untuk mengenang segala bentuk kematian di sisi mereka. Melodi gitar yang meracau di sepanjang lagu, merujuk pada rintihan yang digambarkan melalui notasi musik. Lagu "Prematur" sebuah upaya ungkapan tentang makna terhadap keinginan, dan di track kesebelah, Perunggu mengingatkan diri sendiri lewat lagu "33x" yang dapat dijadikan sebagai alarm atas sebab akibat dari segala yang kita lakukan di atas muka bumi ini.
Dalam penggarapan Memorandum, Perunggu dibantu oleh Giovanni Rahmadeva, penabuh dram unit rok independen Polka Wars yang telah mendampingi Perunggu sejak pengerjaan EP Pendar, 2020 lalu, di sini Giovanni bertindak sebagai produser, dengan co-producer Dennis Ferdinand. Ada pula Bima Errawan yang merajalela Momerandum dengan gitarnya, dan kemerduan suara Hara yang turut diperbantukan dengan syahdu di lagu "Prematur".
Sebelas lagu penuh di album Memorandum, mendengarkan kepiawaian Perunggu dalam meracik ornamen musik, sehingga pantas dilepas sebagai kudapan bagi pendengar-pendengar musik yang selalu haus musik bagus. Tabik.
Penulis: Mozza Mahardhik