Bicaramusik.id – Setelah belum lama ini merilis
single “Please, Don’t Ever, Disappear”, Manner House kembali dengan karya terbarunya. Bertajuk “Forgotten Sea”, mereka pun mengumumkan bahwa
single ini merupakan
single kedua yang akan tampil di proyeknya yang akan datang.
Di lagu sebelumnya, mereka bercerita tentang penyesalan dan pengharapan akan sebuah romansa masa lalu. Namun kali ini, lagu “Forgotten Sea” mengambil tema tentang rasa syukur atas memori indah yang tercipta atas sebuah hubungan.
Bagi mereka, untuk bersyukur atas suatu hal, manusia harus melepaskan egonya. Lalu, muncul sebuah pertanyaan, bagaimana cara melepasnya? Manusia membutuhkan sebuah momen yang kuat agar dapat menekan dan mengembalikan sifat egonya. Ketika ego pikiran kita tersimpan ke tempat yang dalam, baru lah bisa memiliki rasa kemanusiaan. Dengan merendahkan ego, rasa kemanusiaan pun akan dapat dirasakan.
Refleksi Diri dan Spiritualitas
Lagu “Forgotten Sea” merupakan pengejawantahan dari rasa resah, sesal, serta benci yang bermuara terhadap proses refleksi diri. Hal ini juga menjadi sebuah momentum bagi anggotanya untuk menjejakan diri ke dalam dunia spiritualitas.
“Could you let me forget, all the bad time we had”
“If you let me forget, I’ll be here all the night”
Proses pembuatan lagu ini merupakan sebuah proses bagi sang vokalis,
keyboardist, dan pemegang
synthesizer, Zulfikar Mahmud. Perjalanan panjang untuk melupakan tanpa menghilangkan segala rasa benci dan kecewa akan hal-hal yang dialaminya di masa lampau. Merasuk dan melebur ke dalam dua dimensi yang berbeda, dimana rasa dan akal bertaburan di dalamnya.
https://www.youtube.com/watch?v=-A4skXvR2Yo
Kolaborasi dan Musikalitas
Bagi Manner House, kolaborasi dengan musisi lain menjadi hal yang harus mereka coba lakukan. Meskipun hal yang baru, mereka tetap semangat dan merasa tertantang. Mereka pun menggandeng seorang penyanyi dan penulis lagu asal Jakarta, Nisa Haryanti. Ia menjadi
featuring artist pada
single kedua ini.
Dengan durasi 4 menit 3 detik, musik disajikan secara sederhana dengan balutan piano. Pemilihan
sound juga membuat pendengarnya mengambang di dalamnya. Suasana yang tercipta dalam lagu ini memiliki tingkat emosionalitas tinggi. Lagu dimulai dengan suara
synthesizer yang halus. Setiap not yang bersenandung pun dibalut dengan melodi yang kian dinyanyikan.
Proyek di Masa Depan
Setiap orang memiliki suatu proses yang unik dalam menjalani kehidupan. Bagaikan sebuah cerita, proses kontemplasi juga dibutuhkan untuk menilai dan menimbang segala hal. Proyek yang akan datang yang sedang dirancang berupa EP bertajuk “A Reminder Not Just For Me, Maybe”. Di dalamnya, ialah hasil kontemplasi yang bermuara pada cara pandang seorang manusia dalam menghadapi dualitas. Gelap dan terang, baik dan buruk.
Pada akhirnya, manusia tidak benar-benar dapat menilai paradoks yang seringkali menghantui pikiran. Menurut Manner House, manusia hanya berusaha untuk mempercayai hal-hal yang telah disepakati bersama. Namun terkadang, hal tersebut tidak selalu bisa menjadi suatu pembenaran atas sebuah tindakan.
Dengan kondisi pandemi yang masih berlanjut hingga saat ini, seluruh elemen masyarakat pun terdampak. Kesulitan juga banyak dialami Manner House dari segi promosi. Di sisi lain, pengalaman ini akhirnya mendorong kontemplasi dari EP perdananya itu. Segala keterbatasan yang dihadapi juga menjadikan pengalaman ini tidak terlupakan. Sebuah proses panjang dalam perenungan diri, serta untuk menjelajahi hakikat kehidupan. Dengan ini, diharapkan dapat menjadi awalan yang baik bagi perjalanan kariernya dalam dunia musik.
https://www.youtube.com/watch?v=ikG3sFh-G94
Simak
berita musik lainnya di
media sosial dan situs Bicara Musik!