Bicaramusik.id

Banner 728 X 90
Catatan Perjalanan Saturday Night Karaoke Professional Goofballs Japan Tour 2019 Bagian 1
  • By : Bicara Musik
  • 2020-02-20

Catatan Perjalanan Saturday Night Karaoke Professional Goofballs Japan Tour 2019 Bagian 1

Bicaramusik.id - Saturday Night Karaoke (SNK) merupakan unit pop punk asal Bandung yang baru saja menjalankan tur untuk mempromosikan album keduanya, Professional Goofballs, di beberapa titik di Jepang tahun lalu. Simak catatan perjalanan dari pentolan mereka, Prabu Pramayougha, untuk merasakan sedikit sensasi tur di luar negeri ala SNK di bawah ini. BAGIAN 1 : DARI INDONESIA, MENUJU JEPANG! 5 Juli 2019 Kamu pernah enggak ngerasa heran ketika ada kesempatan besar yang sama dalam hidupmu bisa terulang kembali? Kesannya memang terdengar klise sih, tapi itu yang saya rasakan hari itu. Ketika terduduk di dalam kereta ekonomi jurusan Bandung-Gambir, saya melamun karena masih terheran-heran kalau saya mendapatkan kesempatan lagi untuk tur Jepang kedua kalinya bersama band saya, Saturday Night Karaoke. Yaaa, mungkin rezeki band kita memang ada disitu. Toh kalau di Indonesia sendiri kayaknya kita emang jarang manggung dan enggak banyak pendengar –karena udah kena stereotip band pop punk ala Indonesia pada umumnya. Haha. Ada empat orang yang berangkat di tur kali ini, yakni saya, Andresa (bass, vokal), Athif (drum), dan Kibo (merch, dokumenter). Hal ini merupakan pengalaman yang sangat baru bagi Andresa dan Athif, soalnya mereka baru pertama kali bermain musik di luar Indonesia. Nah saking barunya, mereka tegang banget haha. Banyak hal yang berkecamuk di pikiran mereka, tentang perjalanan jauh di udara, pemeriksaan dokumen ketika mendarat di sana, sampai hal-hal yang tidak terduga seperti apa yang akan mereka temui di sana. Pokoknya dag dig dug banget deh. Singkat kata, dari stasiun Gambir kita semua langsung berangkat menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta. Sesampainya di bandara, ternyata sudah ada teman kita Petir dan Gerry dari band punk asal Tangerang, Hong!, yang menemani kita sampai boarding. Lumayan seru juga sih, soalnya bete juga nungguin boarding sampai tengah malam, sementara kita sampai di bandara sekitar jam 10 malaman. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, saatnya untuk kita boarding. Kita pun berpamitan dengan Petir dan Gerry untuk check-in. Seperti layaknya sebuah perjalanan tur band, pasti ada hal yang enggak disangka-sangka muncul. Haha. Ketika kita check-in untuk bagasi, ternyata bawaan kita beratnya melewati kuota yang udah kita book di jauh hari. Dan akhirnya, kita harus ikhlas mengeluarkan uang cukup besar untuk tetap bisa meloloskan barang bawaan kita. Beneran deh, harus ikhlas, soalnya barang bawaan kita itu kebanyakan adalah merchandise yang kita akan jual demi kelangsungan hidup selama di Jepang. Ya, bagaimana lagi, walau pun ada beberapa teman kita yang mendukung perjalanan kita materi dan finansial, jumlah yang berhasil kita tabung tidak terlalu besar dan kita pun harus tetap bertahan selama satu minggu di Jepang dengan strategi menjual merch. Ya, maklum, agak sulit band punk sekelas kita untuk meyakinkan sponsor guna mendanai perjalanan kita haha. Setelah berhasil lolos, kita pun menunggu sampai akhirnya waktu untuk terbang tiba. Perjalanan yang kita tempuh berdurasi sekitar 12 jam. Kita harus transit terlebih dahulu di Kuala Lumpur sekitar 5 jam dan melanjutkan penerbangan ke bandara Haneda, Tokyo selama 7 jam di udara. Bayangin deh pegelnya kayak gimana. 6 Juli 2019 Sekitar pukul 9 malam waktu Tokyo, akhirnya kita sampai di Jepang! Yeaaay! Kita keluar dari pesawat, haha hihi sebentar sambil berjalan menuju custom exit. Kita pun semakin tidak sabar untuk segera keluar dari bandara, karena teman kita Maruko dari band The Hum Hums sudah ada di lobi bandara untuk menjemput. Saya yang pertama sukses melewati pemeriksaan imigrasi Jepang, disusul oleh Andresa dan Kibo... eh, Athif ke mana? Dan kali ini, kita kembali berhadapan dengan sebuah ujian tur band yang cukup menegangkan. Ternyata, Athif dibawa ke kantor imigrasi untuk diinterogasi. Fak. Walhasil, kita pun harus sabar menunggu Athif yang ditanyai oleh petugas imigrasi Jepang. Karena khawatir, saya pun menghubungi Athif lewat LINE. Ternyata benar saja, Athif dicurigai imigran gelap ke Jepang karena penampilannya. Aya-aya wae lah. Saya pun menelepon Maruko yang masih menunggu di lobi bandara dan mengabarinya kalau Athif tertahan. Maruko menyuruh saya untuk memberikan kontak LINE dia kepada Athif dan menyuruh petugas imigrasinya berbicara dengannya. Sembari panik, saya pun segera mengoper kontak Maruko ke Athif. Setelah 3 jam penuh kecemasan akan dideportasi karena hal konyol, keberuntungan akhirnya berpihak kepada kita. Athif lolos pemeriksaan imigrasi. Fyuuuuuh~ Dengan muka yang kesal campur kusut, Athif pun menceritakan semua yang terjadi di dalam ruang imigrasi. “Aing disangka imigran gelap lah! Padahal semua dokumen lengkap, kayaknya mah karena aing setelannya kayak gembel kali ya...” Semuan keluh kesah Athif kita tanggapi dengan tawa karena memang terkesan konyol. Setelah mengambil semua bawaan bagasi kita, kita pun keluar lobi disambut dengan tawa Maruko yang disambung dengan ucapan “welcome to Japan, motherf*ckers!”. Dan ya, hal itu menjadi bukti sahih bahwa kita sudah berada di Jepang. Karena sesi interogasi Athif yang menyita banyak waktu, kita pun kehabisan kereta dan Maruko pun mengajak kita naik bus untuk menuju ke rumahnya. Yep, di tur kali ini, Maruko mengikhlaskan apartemen kecilnya untuk dipenuhi empat orang asing tidur di ruang tamunya yang super sempit. Terharu banget sih, sampai segitunya dia huhu. Singkat kata, kita pun naik bus malam dari bandara Haneda menuju rumah Maruko di daerah Ooyama. Perjalanan bus tidak terasa lama karena memang jarak kedua tempat tersebut tidak terlalu jauh. Saat di dalam bus, saya sempat meminta maaf sekaligus berterima kasih kepada Maruko karena sudah membantu Athif saat berhadapan dengan petugas imigrasi. Maruko pun hanya tertawa terbahak-bahak menanggapinya dan bilang “don’t worry, you guys are my friends. I’m gonna take care of you while you’re here.” Sesampainya di rumah Maruko, kita langsung merapikan barang-barang dan beristirahat sambil ngobrol santai bareng Maruko dan istrinya, Takara. Saking larut dalam suasana ria karena akhirnya kita sudah menginjak tanah Jepang, kita harus mengakhiri obrolan itu karena besok adalah hari pertama dari rangkaian panggung Professional Goofballs Japan Tour. https://youtu.be/ms-7g2mGAwg *** Ingat ini baru bagian pertama. Tunggu kejutan-kejutan lainnya dari SNK dalam Professional Goofballs Japan Tour 2019 pekan depan.   Penulis: Prabu Pramayougha Foto: Bayu Rizky Maulana
Banner 300x600

RELATED BERITA

RELATED BERITA