Bicaramusik.id - Setelah Layne Staley meninggal, gue pikir?
?Alice In Chains??selesai, ternyata dengan vokalis baru, band itu masih berkibar dan gue sempet nonton konser mereka di Singapore Rock Fest 5 - 6 Maret 2014, penampilan mereka masih bahaya.
Hingga kini mereka eksis dan lahirkan album baru. Adegan grunge dunia sekali lagi nunjukkin keajaibannya, tak mati-mati.
Begitu juga dengan?
?Stone Temple Pilots?, di tinggal mati Scott Weiland, gue pikir mereka akan mengumumkan segera? bubar, dan ternyata baru-baru ini malah mengumumkan vokalis baru ?Jeff Gutt?, dan single terbarunya berjudul ?Meadow? seolah hantu Weiland bangkit dari kubur menolak mampus.
Adegan grunge sekali lagi sulit mati. Yang belum jelas kabarnya,?
?Soundgarden?, setelah Chris Cornell bunuh diri, saya belum denger kabar band idola itu, akan tutup buku atau lanjut.
Sementara?
?Foo Fighters??makin berdiri tegak, dan due menyaksikan sendiri kualitas aksi panggung mereka yang memukau pada 26 Agustus 2017 di Singapore, terakhir tentu ada ?
Pearl Jam?.
Band?
?Live??sedang asik?
honey moon?atas kembalinya vokalis Ed Kowalczyk dan tengok di youtube mereka masih menggelar konser dunia, juga?
?BUSH??yang tak disangka masih disiplin merilis album baru.
Rasanya bukti-bukti di atas cukup bisa dijadikan fakta kuat, bahwa adegan grunge dunia sebenarnya menolak punah masuk tong sampah sejarah.
Ngomongin band-band grunge dunia sebenarnya nggak penting-penting amat sih, kalau harus disangkut-pautkan dengan peristiwa gerakan grunge Indonesia.
Coba inget lagi,?
?Nirvana??selesai saat Kurt Cobain mati tahun 1994, artinya selama 24 tahun, para penggemar grunge di Indonesia menolak berpaling, dan masih saja hingga hari ini tahun 2018, mereka dengan bangga menyatakan diri sebagai gerombolan penggemar musik grunge di berbagai daerah di Indonesia.
Karena terminologi istilah ?grunge? udah dikutuk nggak bisa jauh-jauh dari keberadaan Nirvana dengan warisan karyanya.
Jadi andaikan band-band grunge dunia itu satu per satu minggat, mati atau bubar, dan vokalisnya pada mati bunuh diri, gue rasa nggak ngaruh. Nah perlu dicermati, apa sebab gerakan grunge nusantara kok malah hidup, berdenyut dan eksis?.
Jawaban paling puncak karena band-band grunge lokal hingga kini masih berdiri, berkarya, berkiprah, dan bukan sekedar ada, melainkan menyumbangkan karya bagus yang layak dikonsumsi, lebih tinggi lagi hingga layak diidolai.
Hasil dari itu semua, sangat wajar bila komunitas grunge lokal dengan sendirinya tumbuh subur. Jangan heran jika pertunjukkan dengan tajuk acara ?Grunge? rutin digelar, maka tidak aneh jika gerombolan massa grunge nusantara tumpah ruah mendatangi festival grunge lokal.
Itu karena grunge nusantara telah melahirkan hero-heronya bagi mereka yang sudah tak menyandarkan pemujaan mereka pada?
grunge star?dari luar negara.
Gue coba rekam apa s?ja catatan prestasi band grunge lokal itu hingga menjadi band yang secara langsung atau tidak, sanggup menyalakan api gerakan grunge lokal terus menyala.
[inlineAds]
Band grunge lokal sudah pernah tampil di semua stasiun televisi mainstream dan di siarkan secara nasional. Hampir seluruh acara festival besar bergengsi di Indonesia kerap kali melibatkan band grunge lokal.
Beberapa band grunge lokal sudah mengukir prestasi internasional, tampil di Kanada, tour Malaysia, Amerika, Australia, India, Singapore.
Acara cadas raya festival metal malah membuka pintu bagi-band grunge dan menjadi salah satu headliner dalam kemasan acara, sponsor besar sudah bergairah mendanai acara festival grunge.
Arus tren dunia milenial yang ditandai dengan wajah musik
??EDM??emang jauh banget sama bunyi grunge yang sedih melankolik, yang marah dengan teriakan parau berkarat.
Suara grunge yang membawa malapetaka memang tak cocok dengan tren milenial yang ceria, grunge memang sudah tak mencerminkan jiwa anak-anak milenial, tapi meski gelombang grunge sudah turun hypenya sejak 1990-an, terbukti grunge nusantara terus hidup.
Maka sampailah kita pada ujung pertanyaan yang penting, ?Apakah adegan gerakan grunge nusantara 2018 masih akan membakar??, tentu akan.
Gue tiap datang ke sebuah acara, selalu tangan gue tak pernah kosong, sering kali pulang dengan membawa rilisan karya baru band grunge lokal.
Produksi rekaman yang serius, citra imej band yang dipikirkan, video klip mereka yang digarap serius. Dan yang membanggakan selalu lahir?rilisan kompilasi grunge.
Regenerasi adalah aspek yang paling menentukan kalau ingin grunge lokal terus ada di kancah medan laga musik nasional.
Selamat datang 2018, grunge nusantara akan selalu ada, dia menolak mampus, dan akan selalu mengotori wajah musik negeri.
Penulis:
Che Cupumanik
[relatedPosts]
https://www.youtube.com/watch?v=U8VhIh6IMI0
https://www.youtube.com/watch?v=c91dmwxaiig